|
Bumi merupakan planet ketiga dalam sistem galaksi Bima Sakti. Berdasarkan gambar yang diambil dari teleskop Hubble yang diluncurkan
(NASA), Bumi memiliki bentuk bulat seperti
bola. Seperti yang kita ketahui, bahwa sebuah bola hanya memiliki selimut yang
menyelubungi permukaan saja,
sedangkan bagian
dalamnya kosong. Namun, apakah
planet kita juga
kosong di bagian dalamnya
seperti bola? Untuk memahami hal ini, coba lakukan kegiatan berikut.
Bagaimana hasil pengamatan dari kegiatanmu di atas? Dari kegiatan di atas dapat kamu ketahui bahwa telur dan bawang merah tersusun atas berbagai lapisan. Telur memiliki lapisan yang tersusun atas cangkang atau kulit di bagian luar hingga kuning telur di bagian paling dalam. Bawang merah terdiri atas lapisan-lapisan umbi. Bagaimanakah dengan Bumi yang kita tinggali? Apakah juga terdiri atas lapisan-lapisan tertentu? Untuk memahami hal ini, lakukanlah kegiatan berikut
Freeport di Papua memiliki kedalaman hingga 1.785 meter. Kedalaman tambang batu bara bervariasi mulai 100-350 meter. Berdasarkan fakta tersebut, kamu dapat mengetahui bahwa pada kedalaman tertentu Bumi memiliki penyusun yang berbeda. Pada bagian dalam Bumi juga tersusun dari sebuah cairan. Untuk mengetahui hal tersebut, amatilah video atau gambar gunung meletus.
Salah satu material yang dimuntahkan saat terjadi letusan gunung berapi adalah lava, yakni magma dari dalam Bumi yang keluar ke permukaan. Berdasarkan fakta tersebut dapat diketahui bahwa jauh di dalam Bumi juga terdapat cairan berupa magma yang menjadi salah satu penyusun Bumi. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa Bumi berbentuk bola yang memiliki isi di dalamnya.
Pada kegiatan sebelumnya
telah kamu ketahui
bahwa telur dan bawang
merah terdiri atas
lapisan-lapisan tertentu di dalamnya. Sama halnya dengan Bumi. Bumi memiliki lapisan- lapisan penyusun mulai dari lapisan paling dalam hingga lapisan terluar. Jika Bumi
ini “dibelah”,
maka lapisan- lapisan penyusun Bumi akan nampak
jelas seperti Gambar 5.3. Pada Gambar
5.3, Bumi tersusun atas lapisan-lapisan yang terdiri
atas atmosfer sebagai
lapisan terluar, kemudian ada mantel Bumi, inti luar, dan inti dalam. Bentuk
dari lapisan tersebut adalah selimut
bola sehingga lapisan yang lebih luar menyelimuti lapisan di
dalamnya.
A. Atmosfer
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, diketahui Bumi adalah satu-satunya planet di Bima Sakti yang menunjang
adanya kehidupan. Mengapa
demikian? Seperti yang telah kamu pelajari bahwa makhluk hidup aerob memerlukan oksigen
dari udara untuk bernapas.
Udara adalah komponen pendukung kehidupan yang sangat penting.
Udara di Bumi ini terdapat pada bagian atmosfer ( ). Atmosfer berasal dari 2 kata yunani,
yakni yang berarti uap dan
yang berarti
lapisan. Jadi, atmosfer adalah lapisan uap yang menyelimuti Bumi.
Setelah terdapat oksigen
di atmosfer, terbentuklah ozon (O3). Ozon memiliki peran
yang penting bagi keberlangsungan hidup organisme yang ada di
Bumi. Ozon melindungi Bumi dari radiasi Matahari yang sangat berbahaya bagi organis-
me di Bumi.
Ozon juga melindungi tumbuhan hijau, sehingga
dapat berkembang dan menghasilkan lebih banyak oksigen. Saat ini, berbagai organisme yang hidup di Bumi sangat bergantung dengan banyaknya oksigen di amosfer.
Atmosfer saat
ini
merupakan campuran
dari beberapa
gas
seperti pada
Gambar 5.4. Atmosfer sebagian besar tersusun atas gas nitrogen, yakni sebesar
78%. Oksigen menyusun 21% atas atmosfer. Karbon dioksida, argon, dan beberapa gas lain menyusun sebagian kecil dari atmosfer.
B.Litosfer
Perhatikan
Gambar 5.18 berikut ini. Bagaimanakah struktur tanah pada Gambar 5.18 tersebut? Dari gambar
terlihat bahwa tanah memiliki lapisan-lapisan tertentu. Bagaimana dengan
struktur tanah pada setiap lapisan?
Kamu juga dapat melihat
bahwa
setiap lapisan tanah memiliki struktur
tanah yang berbeda. Pada bagian atas
merupakan tanah humus yang
dapat digunakan
untuk bercocok
tanam. Pada bagian tengah terdapat tanah dengan
sruktur yang lebih
keras. Pada lapisan ketiga tanah tersebut tersusun
dari bebatuan keras. Dengan
demikian, kamu dapat mengetahui bahwa tanah di Bumi memiliki lapisan-lapisan tertentu
dengan
struktur tanah dan batuan yang berbeda.
Dalam ilmu pengetahu- an alam (IPA) tentang kebu- mian, tanah atau bebatuan yang ada di Bumi disebut Litosfer. Litosfer berasal dari bahasa Yunani yakni (batuan) dan (lapisan). Jadi, litosfer merupakan la- pisan batuan yang ada di Bumi. Dalam pengertian lu- as, litosfer diartikan sebagai seluruh bagian padat Bumi, termasuk intinya. Struktur padat Bumi terdiri atas kerak Bumi, mantel, dan inti Bumi.
Masing-masing struktur padat
Bumi tersebut dibedakan lagi
menjadi bagiannya masing-masing. Kerak Bumi dibedakan menjadi
kerak benua dan kerak
samudra. Kerak benua
merupakan kerak Bumi yang berada di daratan. Kerak
samudra merupakan kerak
Bumi yang berada di dalam laut. Mantel
Bumi terdiri atas mantel atas dan mantel bawah. Inti Bumi dibedakan menjadi 2, yakni inti luar yang
berupa cairan pekat
dan inti dalam yang bersifat pekat hampir menyerupai padatan. Berdasarkan struktur Bumi, ada dua teori
mendasar yang perlu kamu
pelajari, yaitu teori tektonik lempeng
serta teori gempa bumi, dan gunung berapi.
C. Hidrosfer
Perhatikan
warna
foto
Bumi pada Gambar 5.45 di samping ini.
Warna apa yang
dominan pada bola dunia tersebut? Kita
juga
dapat mengamati bentuk
3 dimensi
Bumi dengan aplikasi
atau menggunakan globe. Dari hasil pengamatan, dapat kita ketahui bahwa warna
biru merupakan warna yang dominan.
Kita dapat melanjutkan pengamatan menggunakan aplikasi atau globe dengan memutar posisi Bumi. Kita akan menemukan bahwa hampir 70% bagian Bumi berwarna biru. Seolah-olah Bumi terselimuti warna biru. Berdasarkan
fakta tersebut, Bumi juga sering
disebut planet biru. Apakah
sebenarnya warna
biru itu?
Warna biru menggambarkan perairan
yang ada di Bumi. Dengan kata lain, Bumi yang kita huni
diselimuti oleh air, atau yang sering disebut Hidrosfer. Hidrosfer berasal dari kata yang berarti air dan yang berarti selimut.
Jadi, hidrosfer merupakan lapisan
air yang menyelimuti Bumi.
Hidrosfer tidak
hanya meliputi perairan yang luas seperti laut dan samudra. Hidrosfer juga meliputi
air di danau, sungai, air tanah, dan uap air yang ada di udara.
Air sangat penting bagi
kehidupan. Hampir setiap elemen kehidupan memerlukan air untuk melangsungkan kehidupannya. Tumbuhan memerlukan air untuk berfotosintesis, sedangkan manusia memerlukan air untuk metabolisme dan memenuhi kebutuhan hidup.
Tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup tanpa air.
Jika semua makhluk di Bumi menggunakan air untuk melangsungkan kehidupannya, apakah air yang ada di Bumi akan berkurang dan habis? Atau jumlah air akan bertambah karena adanya hujan? Ataukah jumlah air di Bumi tetap? Air yang ada di Bumi memiliki sebuah siklus yang dinamakan siklus hidrologi atau siklus air. Siklus hidrologi merupakan sebuah proses daur ulang air secara terus menerus, seperti pada Gambar 5.46.
Siklus air bermula ketika panas Matahari menguapkan air yang ada di laut dan di permukaan Bumi ( ). Uap air tersebut akan berkumpul di angkasa dan terjadi proses kondensasi (pengembunan) hingga terbentuk awan. Awan tersebut kemudian akan berjalan sesuai dengan arah embusan angin. Penguapan yang terjadi setiap hari mengakibatkan uap yang menjadi awan semakin banyak. Jika awan sudah tidak dapat menampung uap dari evaporasi, maka uap air di awan akan turun sebagai hujan. Air hujan akan mengisi cadangan air yang berada d permukaan Bumi. Proses ini berlangsung terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar