Rabu, 17 Maret 2021

Cara Membaca Jangka Sorong Dengan Benar

 

A.    Cara Membaca Jangka Sorong Dengan Benar

Bagaimana cara membaca hasil pengukuran jangka sorong? Mungkin diantara kita sudah pernah melakukan pengukuran menggunakan jangka sorong. Ingatkah Anda, cara membaca hasil pengukurannya? Sebagaimana yang umum dipahami bahwa jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran panjang. Alat ini sangat baik digunakan untuk mengukur panjang benda dengan bentuk tertentu (misal: bulat) yang sangat sulit dilakukan ketika menggunakan mistar. Apalagi, jika digunakan untuk mengukur diameter dalam atau luar benda, maka jangka sorong dapat memberikan hasil yang akurat. Hal ini disebabkan oleh bentuk jangka sorong yang khas sehingga mampu melakukan pengukuran tersebut.



Cara Membaca Jangka Sorong Dengan Benar

Untuk dapat membaca hasil pengukuran jangka sorong dengan benar, maka pengetahuan tentang dua skala jangka sorong mutlak diperlukan. Sebab, pada skala inilah pembacaan hasil pengukuran jangka sorong dilakukan. Dua skala yang dimaksud adalah skala utama dan skala nonius. Baiklah, kami anggap Anda sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang ini. Kita akan fokus pada topik cara membaca jangka sorong yang baik dan benar, seperti yang tersaji lewat paparan dibawah ini.



Cara Membaca Jangka Sorong

Ada trik khusus yang bisa digunakan untuk membaca jangka sorong dengan baik, yaitu sebagai berikut:

  • Tentukan angka yang ditunjukkan skala utama yang tepat terbaca sebelum angka nol skala nonius pada jangka sorong.
  • Tentukan angka dari skala nonius yang berimpit/segaris dengan skala utama, kemudian kalikan dengan angka ketelitian alatnya.
  • Jumlahkan angka yang diperoleh dari skala utama dan skala nonius.

Mari kita praktekkan tips diatas melalui contoh pengukuran diameter silinder aluminium seperti yang tampak pada gambar berikut ini:

Membaca Jangka Sorong

  • Langkah pertama, tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar terlihat skala nonius terletak diantara skala 2,2 cm dan 2,3 cm pada skala tetap. Jadi, skala tetap bernilai 2,2 cm.
  • Langkah kedua, menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit dengan skala tetap adalah angka 4. Jadi Skala nonius 4 x 0,01 cm = 0,04 cm.
  • Langkah ketiga, menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil pengukuran = 2,2 cm + 0,04 cm = 2,24 cm.
  • Jadi, hasil pengukuran diameter silinder sebesar 2,24 cm. 

 

A.    Mikrometer Sekrup

Apabila kita ingin mengukur ketebalan suatu plat tipis dengan lebih teliti, maka kita dapat menggunakan alat mikrometer sekrup, karena ketelitiannya mencapai 0,01 mm. Mengapa demikian? Pada mikrometer sekrup terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar. Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter (mm), skala ini terdapat pada laras dan terbagi dua skala yakni skala atas dan skala bawah. Sedangkan skala putar, terdapat pada besi penutup laras yang dapat berbputar 360 derajat, dapat bergeser ke depan atau ke belakang. Skala putar terbagi menjadi 50 skala atau bagian yang sama. Satu kali putaran skala putar akan bergeser 0,5 mm ke depan atau ke belakang, maka setiap kita memutar satu skala menghasilkan = 0,5/50 x 1 mm = 0,01 mm.



Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:

1. Benda atau plat tipis yang akan diukur ketebalannya diletakkan di antara landasan dan sumbu. Kemudian gagang pemutar kita atur sehingga plat tersebut terjepit dengan kuat, baru kita tarik kunci ke arah kiri agar tidak terjadi pergeseran lagi (mengunci).

2. Untuk menentukan besarnya pengukuran maka pembacaan skala kita lakukan dengan membaca skala tetap terlebih dahulu, dengan satuan milimeter, yaitu garis skala tetap yang tepat berada di depan gagang pemutar.

Pada pembacaan skala putar akan kita peroleh suatu angka tertentu kemudian kita kalikan dengan 0,01. Jumlah pembacaan skala tetap dan skala putar inilah yang merupakan hasil pengukuran.

A.    Cara Menggunakan Voltmeter

Postingan kali ini mungkin bisa membantu para pelanjar yang sedang bingung dalam tugas yang berhubungan dengan arus listrik. Bagi sebagian orang mungkin masih belum pernah mendengar kata voltmeter. Dan mungkin sebagian dari kita bertanya “apa sih voltmeter itu? Dan apa sih keguanaan volt meter?”.  Pada kesempatan ini kami akan memberikan informasi tentang voltmeter dan cara menggunakan voltmeter tersebut.

                Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik, biasanya tegangan yang diukur adalah sekala kecil. Untuk mengukur tegangan kita harus menggunakan voltmeter yang dipasang paralel terhadap komponen yang kita ukur beda potensialnya. Jadi tidak perlu dilakukan pemutusan penghantar seperti pada amperemeter.

Pada rangkaian arus searah pemasangan kutub-kutub voltmeter harus sesuai. Kutub positip dengan potensial tinggi dan kutub negatip dengan potensial rendah. Biasanya ditandai dengan kabel yang berwarna hitam dan merah atau biru. Bila pemasangan terbalik akan terlihat penyimpangan yang arahnya ke kiri. Sedangkan pada rangkaian arus bolak balik tidak menjadi masalah.

Agar lebih jelasnya ikuti langkah-langkah berikut ini :

1.       Pasanglah kabel hitam yang sudah ada ke COM (Ground), kemudian pasang pula kabel merah ke lubang paling kanan yang berada di voltmeter (V/Ohm)

2.       Setelah terpasang (kedua kabel yaitu merah dan hitam) sekarang tentukan obyek yang ingin diukur beda potensialnya. Kali ini kami member contoh menguku baterai hp n-k-ayang berkapasitas 3,7 Volt

3.       Kemudian lihat pada multitester pada bagian V, bagian ini ada dua yaitu:

–          DC Volt yaitu tegangan yang searah, contohnya tegangan baterai, teg. Output IC, dan lain sebagainya (terdapat polaritas + dan -).

–          AC Volt yaitu tegangan yang bolak balik, contohnya tengan listrik PLN.

4.       Biasanya jika ingin mengukur tegangan lemah seperti tegangan baterai hp digunakan yang DC Volt.

5.       Setelah memilih DC Volt (karena pada contoh ini kami mengambil baterai Hp untuk obyek pengukuran) ada nilai-nilai yang tertera pada bagian DC Volt, yaitu :

–          200mV artinya dapat mengukur tegangan maksimal 0,2 V

–          2 V artinya dapat mengukur tegangan maksimal 2 V

–          20 V artinya dapat mengukur tegangan maksimal 20 V

–          200 V artinyan dapat mengukur tegangan maksimal 200 V

–          750 V artinya dapat mengukur tegangan maksimal 750 V

6.       Agar pengukuran tegangan berjalan akurat, maka piilihlah nilai yang tepat. Contohnya untuk mengukur baterai bertegangan 3,76 V maka pilihlah nilai 20 V.

7.       Apa bila kita memilih nilai 2 V maka akan tertera 1 tandanya oveeload atau melebihi skala maksimum.

8.       Jika kita memilih nilai 200 V nilai tegangan akan tertera, namun tidak bisa akurat. Baterai 3,76 V akan tertera 3,6 V

9.       Dan jika menggunakan 750 V nilai tegangan pun bisa tertera, naum tentu tidak akurat. Baterai 3,76 V akan tertera 3 atau 4 V.

10.   Jika kita sudah memilih nilai yang tepat maka tempelkan kabel merah ke kutub positif baterai dan kabel hitam ke kutub negative baterai. Jika kita salah menempelkan maka didepan nilai tegangan yang tertera akan menjadi negatih (-)

 

A.    Cara Penggunaan Amperemeter

Jika kita akan mengukur arus yang melewati penghantar dengan menggunakan Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan cara memotong penghantar agar arus mengalir melewati ampere meter.



sambungkan amperemeter di tempat itu.

Setelah amperemeter terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir melalui penghantar dengan membaca amperemeter melalui jarum penunjuk.

Dalam membaca amperemeter harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena jarum penunjuk tidak selalu menyatakan angka apa adanya.

Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan rumus:


A = Amperemeter yang digunakan

 

A.    Cara Penggunaan OHM Meter dengan Benar

Apakah anda sudah mengetahui cara penggunaan Ohm Meter? Ohm Meter sesuai dengan namanya berfungsi sebagai alat untuk mengukur suatu hambatan yang ada di dalam sebuah aliran listrik. Di pasaran pada umumnya Ohm Meter sudah menjadi satu bagian dari Multimeter.

Titik perbedaannya hanyalah dengan mengganti selector pengukuran ke posisi Ohm Meter untuk mendapatkan Penggunaan Ohm Meter. Dengan demikian anda sudah bisa menggunakan Ohm Meter untuk mengukur besaran hambatan listrik di rumah anda. Hasil pengukuran dapat berupa jarum indikator untuk multimeter analog atau tampilan digital untuk Multimeter Digital.

Ohm meter ini menggunakan galvanometer sebagai alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik, yang kemudian dikalibrasikan ke satuan Ohm. Nantinya setelah besaran aliran listrik tersebut sudah didapatkan akan segera dikonversi oleh Ohm Meter menjadi satuan Ohm.

Saat ini di Indonesia mulai banyak di bangun jembatan atau jalan layang yang dapat melewati bahkan penyebrangi pulau, hal ini pastinya menjadi salah satu alternatif yang tepat untuk pembangunan jalan yang lebih luas. Dengan adanya pembangunan di berbagai tempat ini membuat para pekerja konstruksi mengukur tekanan listrik yang akan dipasang pada jembatan tersebut. Karena jembatan maupun jembatan layang juga memerlukan tegangan listrik guna menghidupkan lampu jalan agar jalan menjadi terang benderang sehingga tidak akan terjadi kecelakaan maupun hal lainnya yang membahayakan siapa saja yang melintas.


Berikut ini adalah beberapa cara penggunaan dari OHM Meter:

1. Pastikan tegangan listrik sudah tidak terhubung

Perlu diketahui bahwa banyak kejadian ketika orang yang pada saat mengukur hambatan listrik lupa mencabut hubungan listrik terkena hubungan arus pendek. Maka dari itu, perlu sekali untuk mengecek tegangan listrik agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan saat pengecekkan dan lebih berhati-hati dalam bertindak. Hal ini dilakukan agar hubungan arus pendek tidak terjadi.

2. Pilih OHM Meter yang sesuai dengan kebutuhan anda

Yang dimaksud disini adalah apakah anda menggunakan Ohm Meter analog atau Digital. Namun disarankan sebaiknya anda menggunakan Ohm Meter Digital karena lebih mudah dan efisien dalam penggunaannya. Sehingga bagi para pemula yang baru menggunakannnya bisa mengeceknya tanpa kesulitan.

3. Pasangkan kedua probe pengukur ke dalam soket

Yang dimaksud dengan probe adalah kabel yang berwarna hitam dan merah. Kedua kabel inilah yang akan berfungsi sebagai transmitter. Cara penggunaannya adalah dengan cara mencolokkan probe berwarna merah pada soket yang positif dan probe yang berwarna hitam pada soket yang negatif. (baca juga : Tips memilih alat ukur multimeter terbaik)

4. Putar selector ke skala angka yang paling besar

Selector adalah putaran yang ada pada bagian depan Ohm Meter yang bentuknya mirip seperti tuas kompor gas. Putarlah selector tersebut ke arah yang paling besar agar dapat melihat tegangan pada sebuah listrik.

5. Lakukan Verifikasi Dengan Pengecekan Nilai OHM

Bagaimana cara melakukan pengecekan nilai Ohm? Mudah. Tinggal anda gabungkan atau pertemukan kedua ujung probe merah dan hitam, lalu tunggu reaksinya. Ohm Meter dinyatakan berfungsi apabila besaran angka pada layar naik atau jarum pada Ohm Meter bergerak ke kanan dan ke kiri.

6. Pilih Komponen yang akan diukur resistensinya dan tempelkan dengan kedua Probe yang anda pegang

Anda bisa mengambil salah satu bagian dari PCB atau sirkuit untuk melakukan percobaan ini. Lalu tempelkanlah kedua ujung probe dengan komponen yang sudah anda ambil dari PCB atau sirkuit tadi.

7. Tunggu hasilnya pada layar Ohm Meter dan sesuaikan lagi selectornya

Jika anda sudah mendapatkan nilai besaran Ohm yang ada di layar, anda bisa memutar lagi selector yang sudah anda putar tadi untuk lebih menyesuaikan besaran ohm yang baru saja anda dapatkan saat ini.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Membaca Jangka Sorong Dengan Benar

  A.     Cara Membaca Jangka Sorong Dengan Benar Bagaimana cara membaca hasil pengukuran jangka sorong ? Mungkin diantara kita sudah pern...