MAKALAH
ANATOMI TUMBUHAN
DAUN
(PHOLLYUM)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun (leaf). Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar
tumbuhan, meskipun batang yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis.
Bentuk daun sangat bervariasi, namun umumnya terdiri dari suatu helai daun (blade) yang pipih dan tangkai daun yang
disebut petiola, yang menyambungkan
daun dengan buku batang. (Campbell,N.A.,J.B.Reece & L.G. Mitchell.2003:298).
Daun yang mempunyai bentuk tipis
melebar, berwarna hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap keatas selaras
dengan fungsi dau bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk pengambilan
zat-zat makanan (resorbsi), pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), penguapan
air (transpirasi), dan pernapasan (respirasi). (Tjitrosoepomo, Gembong.2013:6)
Katafil adalah sisik pada tunas atau pada batang dibawah tanah yang berfungsi
sebagai pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan. Daun pertama pada
cabbang lateral disebut prophyll, pada monokotil hanya ada satu helai prophyll,
pada dikotil ada dua helai. Hipsofil berupa berbagai jenis brakte yang
mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Kadang-kadang hipsofil
berwarna cerah dan berfungsi serupa dengan mahkota bunga . kotiledon merupakan
daun pertama pada tubuhan. (Hidayat, Estiti B.1995:195)
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja
jaringan pada daun?
1.2.2 Bagaimana
anatomi daun xeromorf dan hidrofit?
1.2.3 Bagaimana
daun pada tumbuhan gymnospermae?
1.2.4 Bagaimana
perkembangan helai daun?
1.2.5 Bagaimana
pengguguran daun?
1.3 Tujuan
1.3.1
Mengetahui jaringan pada daun
1.3.2
Mengetahui anatomi daun xeromorf dan hidrofit
1.3.3
Mengetahui daun pada tumbuhan gymnospermae
1.3.4
Mengetahui perkembangan helai daun
1.3.5
Mengetahui pengguguran daun
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Jaringan Pada Daun
2.1.1 Epidermis
Epidermis
daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuk,
struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel
khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis
jaringan epidermis yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksila dan
permukaan bawah disebut permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang
antar sel. Di antara sel epidermis terdapat sel penjaga yang membentuk stomata.
Struktur stomata yang dapat membentuk dan menutup ini berfungsi sebagai tempat
terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada jaringan daun ini
adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta stomata.
2.1.2 Mesofil
Mesofil
terdiri atas jaringan parenkim yang terdiri di sebelah dalam epidermis. Mesofil
mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang kloroplas. Pada
kebanyakan tumbuhan terdapat du jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim
palisade dan parenkim spons.
2.1.2.1 Parenkim Palisade
Sel parenkim palisade
memanjang dan pada penampang melintangnya tampak berbentuk batang yang tersusun
dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda bentuknya. Pada Lilium terdapat lobus besar pada sel
palisade dan tampak bercabang.
Sel palisade terdapat
dibawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak). Seringkali
terdapat hypodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel parenkim
palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari
satu lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke
tengah semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan
abaksial daun. Meskipun jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang
selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi
panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Dapat
berlangsung efesien.
Pada Thymelaea hirsuta, sel parenkima palisade terdapat pada permukaan
abaksial daun. Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya pada Atriplex portulacoides, parenkim palisade terdapat pada kedua sisi
daun. Daun yang mempunyai parenkim palisade pada kedua sisi (abasksial dan
adaksial) disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila jaringan
palisade tersebut hanya pada bagian adaksial disebut dengan bifasial atau
dorsiventral.
2.1.2.2 Parenkim Spons
Jaringan spons terdiri
dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk selparenkim spons dapat
berbentuk bermacam-macam. Kekhususanya adalah adanay lobus (rongga) yang
terdapat antara sel satu dan lainya. Membedakan antara sel parenkim palisade
dengan parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim
palisade terdiri atas beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade
terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip
dengan parenkim spons yang ada didekatnya.
Pada tumbuhan tertentu,
seperti pada Zea dan banyak
rumput-rumputan lainya, bentuk sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex, sukar untuk membedakan antara kedua tipe parenkim. Pada
jaringan spons ini terdapat jarak atau ruang antar sel. Ciri khas jaringan
spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel.
Pada daun dengan kedua macam
mesofil, kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan palisade. Tempat
serata susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan penggunaan cahaya secara
maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi fotosintesis adalah system
ruang antar sel dalam mesofil yang lurus, yang memudahkan pertukaran gas dengan
cepat. Susunan sel di dalam mesofil memungkinkan daerah permukaan sel yang mendapat
sinar dan langsung berhubungan dengan udara menjadi lebih luas. Seluruh daerah
permukaan ini disebut daerah permukaan dalam daun dan daerah permukaan luar
daun.
2.1.3 Berkas pembuluh atau sistem
jaringan pembuluh
Sistem
jaringan pembuluh tersebut di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukan
adanya hubungan antara ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh
membentuk system yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median,
sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut
dengan tulang daun dan sistemnya adalah system tulang daun. Terdapat dua macam
pola yakni system tulang daun jala dan system tulang dau sejajar. System tulang
daun jala merupakan system bercabang. Pada system ini, tulang daun lebih halus,
secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal.
Sedangkan
istilah sejajar bagi jalanya berkas pembuluh dalam system tulang daun sejajar
hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasarkan atas ujung dan
pangkal daun semua berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antar berkas
sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua
berkas sejajar itu. Pola jala umumnya ditemukan pada daun dikotil dan pola
sejajar pada daun monokotil.
2.1.4 Berkas Pengangkut
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya tulang daun yang besar dikelilingi oleh
parenkim yang sedang mengandung kloroplas. Sedangkan tulang daun yang lebih
kecil biasanya juga dikelilingi oleh lapisan sel parenkim, yang disebut berkas
pengangkut. Berkas pengangkut ini biasanya terdapat menjadi 2 jenis yaitu, xylem dan floem. Sel berkas pengangkut ini berdinding tipis untuk memudahkan
terjadinya transport antar sel, mungkin memiliki kloroplas seperti mesofil.
Sering kali terdapat Kristal.
Pada floem,sel-sel saluran yang terpenting ialah pembuluh
tapis, disebut demikian karena adanya lubang-lubang seperti tapis pada ujung
sel dan serng kali juga pada dinding samping. Pada tumbuhan bunga, elemen
tabung tapis (seperti halnya elemen pembuluh) tersusun ujung dengan ujung,
membentuk pembuluh tapis.
Kebanyakan
daun Dikotil, parenkim berkas pengangkut memperluas area epidermis pada satu
atau kedua sisi daun. Sel yang mencapai arah epidermis ini berfungsi dalam
pengangkut pada daun. Bukan hanya pada daun Dikotil saja yang memiliki berkas
pengangkut akan tetapi berkas pengangkut juga terdapat dalam daun monokotil,
berkas pengangkut pada daun Monokotil ini dibedakan menjadi dua tipe yaitu yang
mempunyai 1 atau 2 lapisan saja.
2.1.5 Jaringan Penyokong Daun
Epidermis
daun memiliki struktur yang padat dan diperlukan oleh kutikula sebagai
pelindung. Dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung silica dan
memberikan sokongan pada helai daun. Jaringan penyoking lainnya adalah
kolenkim. Pada daun Dikotil, kolenkim sering ditemukan di dekat ibu tulang
daun, dibawah epidermis dan juga ditepi daun. Selain kolenkim, pada misofil
daun Dikotil juga ditemukan skelrida. Tulang daun berukuran besar atau sedang,
dikelilingi oleh seklompok serabut. Pada kebnyakan daun monokotil berkas
pengangkut dikelilingi oleh serabut pada satu atau dua sisi berkas pengangkut,
dan berhubungan ke epidermis.
2.2 Perubahan Anatomi Daun Xeromorf dan Hidrofit
2.2.1 Daun Xeromorf
Xerofit
adalah tumbuhan yang hidup didaerah yang sangat kering seperti gurun yang
membuat transpirasinya dapat turun sampai minimum dibawah kondisi kekurangan
air. Maka dari itu untuk tetap bertahan hidup didaerah yang kering seperti itu,
struktur atau anatomi daun tumbuhan tersebutpun beradaptasi menjadi lebih khas.
Daun
xeromorf berukuran kecil. Pengurangan permukaan luar daun dibarengi dengan
perubahan struktur dalamnya, misalnya pengurangan ukuran sel tetapi terjadi
peningkatan ketebalan dinding sel. Perkembangan jaringan sel palisade pun
meningkat. Daun xeromorf pada umumnya tertutupi oleh trikoma. Jaringan
penyimpan air pada daun pun juga berkembang.
Tumbuhan
dengan daun yang kecil yang biasanya mempunyai habitat yang kering. Pengukuran
ukuran daun seringkali diikuti dengan peningkatan jumlah total daun pada
tumbuhan. Daun xeromorf biasanya mempunyai trikoma. Dibalik trikoma inilah
stomatanya berada. Trikoma in selain berfungsi sebagai pelindung atau
mengurangi dari gangguan predator juga berfungsi dalam mengurangi penguapan.
Factor
lingkungan mempengaruhi pembentukan kutikula. Pada beberapa tumbuhan gurun,
stomata menjadi tertutup secara tetap selama musim panas. Penutupan ini diakibatkan
karena sel penutup stomata oleh massa yang mengandung resin atau oleh lapisan
lilin. Seperti pada Rumex acetosella resin serata lapisan lilin
yang terbentuk dalam epidermis dan sel disekeliling tulang daun pada kondisi
musim panas.
Air
dalam daun diangkut oleh tulang daun, sel mesofil, dan jaringan palisade
daripada jaringan spons. Selain itu jaga, jaringan penyimpan air berkembang
biak pada daun. Jaringan penyimpan air pada tumbuhan xerofit terdiri atas sel
besar dengan vakuola besar berisi cairan sel yang mengandung lender. Sel ini
mempunyai sitoplasma tipis yang menempel pada dinding sel dan kloroplasnya
tersebar. Teakanan osmosis pada sel fotosintesis lebih tinggi daripada sel yang
bukan untuk fotosintesis. Apabila air berkurang, maka tumbuhan xerofit mendapat
air dari jaringan penyimapan ini. Sel penyimpan air yang bedinding tipis. Dalam
kondisi kering, sel mengerut. Apabila pasokan air kembali normal, dengan cepat
sel akan kembali ke bentuk semula. Contohnya adalah Atriplex portulacoides.
Beberapa
tumbuhan gurun, menggugurkan daunnya pada bulan-bulan dengan kekeringan tinggi.
Yang lain seperti kaktus, bertahan dengan air yang disimpan dalam batangnya
yang berdaging selama musim hujan. Salah satu adaptasi yang paling bagus
terhadap habitat yang kering ditemukan pada tumbuhan es dan tumbuhan sukulen
lain dari family Crassulacean serta pada perwakilan banyak family tumbuhan
lain. Tumbuhan ini mengasimilasikan CO2 melalui suatu lintasan
alternatif fotosintetik yang dikenal sebagai CAM ( Crassulacean Acid
Metabolism). Sel-sel mesofil pada sebuah tumbuhan CAM memiliki enzim yang dapat
mensintesis CO2 menjadi asam organic pada malam hari. Selama siang hari asam
organic itu dirombak dengan membebasakan
CO2 dalam sel yang sama, dan gula disintesis melalui lintasan fotosintetik
konvensional(C3). Karena daun mengambil CO2 pada malam hari, maka stomata dapat
menutup selama siang hari, ketika laju transpirasi paling tinggi.
(Campbell:332)
2.2.1 Hidrofit
Struktur anatomi tumbuhan hidrifit kurang
bergan dibandingkan dengan tumbuhan xerofit. Factor yang mempengaruhi struktur
tumbuhan air atau hidrofit ini biasanya bergantung pada suhu, air, konsentrasi
dan komposisi garam dalam air. Tumbuhan air memiliki sedikit jaringan penyokong
dan pelindung, jumlah jaringan pembuluh sedikit, xylem mengecil,dan mempunyai
ruang udara.
Epidermis
tumbuhan air tidak berfungsi untuk perlindungan, tetapi lebih untuk pengeluaran
zat makanan, senyawa air, dan pertukaran gas. Kutikula dan dinding selnya
sangat tipis. Sel epidermis berisi kloroplas. Daun yang mengapung mempunyai
stomata hanya pada permukaan atas daun saja. Beberapa tumbuhan air memiliki
sekelompok sel yang disebut dengan hydropotes,
yang berfungsi untuk memudahkan pengangkutan air dan garam keluar dank e
dalam tumbuhan. Contohnya: Ranunculus
aquatilis.
2.3 Daun Gymnospermae
Sebagian
besar daun pada Gymnospermae selalu berwarna hijau dan bersifat xeromorf. Salah
satu kekhususan daun Gymnospermae adalah adanya jaringa transfusi. Jaringa ini mengelilingi berkas
pengangkut dan tersusun atas trakeida, parenkim, dan sel albumin. Jaringan ini
berbeda-beda jumlahnya dan susunanya, bergantung pada genusnya.
Daun Pinus dan daun Cycas tampak seperti kulit dan keras,
sel epidermisnya berdinding tebal, mempunyai kutikula tebal, dan stomatanya
tersembunyi dan terdapat pada permukaan abaksial daun. Mesofil terdiri atas
parenkim palisade dan parenkim spons seperti pada angiospermae. Hipodermis
selapis (uniseriate) atau dua lapis (biseriate) terdapat diantara epidermis
adaksial (atas) dan parenkim paliade. Prooxilem diiringi oleh sedikit parenkim
yang terdapat pada sisi abaksial (bawah) dan metaxilem pada sisi adaksial.
Xilem sekunder berkembang didekat floem dari kambium yang terletak diantara tua
tipe jaringan pembuluh. Tulang daun dikelilingi oleh endodermis. Di bawah
endodermis terdapat satu lapisan sel parenkim transfusi.
Di banyak
angiospermae, pembelahan pertama terjadi di satu atau lebih lapisan di bawah
protoderm, dan pembelahan
terjadi dalam bidang perikrinal. Bakal daun
(primordium daun) tumbuh menjadi
lebih tinggi dan berbentuk tonjolan seperti kerucut yang disebut sumbu daun. Pertumbuhan
yang menyebakan peluasan lateral dari primordium kemudian terpusat di kedua tepi sumbu
daun. Pertumbuhan awal pada daun biasanya dibagi
menjadi pertumbuhan apikal dan marginal. Perumbuhan apikal terjadi di ujung
oleh sel pemula apikal dan mengakibatkan primordium menjadi lebih tinggi
(panjang).
2.4 Perkembangan Helai
Daun
Secara umum
perkembangan daun dimulai dari tahap permulaan (inisiasi), diferensiasi awal,
perkembangan aksis daun, asal-usul helai daun, dan histogenesisnya jaringan
helai daun.
2.4.1 Tahap permulaan (Inisiasi)
Inisiasi
daun dimulai dengan pembelahan periklin dalam kelompok sel kecil sel pada sisi
pucuk. Jumlah lapisan sel yang mulai membelah dan posisinya pada pucuk beragam
pada tumbuhan yang berbeda. Primordai daun berasal dari lapaisan paling luar
pucuk batang.
Pada
semua tumbuhan Dikotil, pembelahan periklin yang pertama tidak terjadi pada sel
lapisan permukaan, tetapi pada sel yang terletak satu atau dua lapisan
dibawahnya. Lapiasn permukaan diperluas dengan adanya pembuahan antiklin
beberapa kali.
Kasus
yang paling sering terjadi, inisiasi dari primordial daun dimulai pada lapaisan
sel di bawah lapaisan permukaan. Dalam hal ini lapisan sel tunika dan lapisan
permukaan. Dalam hal ini lapisan sel tunika dan lapisan sel tetangganya dari
korpus ikatan serta dalam inisiasi primordium yang berbeda.
2.4.2 Diferensiasi Awal
Sebagi
hasil kelanjutan pembelahan sel, primordium daun menonjol dari pucuk batang
sebagai penyokong yang mempunyai bentuk papilla kecil atau tonjolan. Penyokong
daun terdiri atas lapisan protoderm dan untaian prokambium, yang tumbuh secara
akropetal dan tidak seberapa jauh dari cambium batang.
2.4.3 Perkembangan Aksis Daun
Pada
kebanyakan daun Dikotil dan Gymnospermae, perkembangan aksis daun mendahului
helai daun. Hasil perkembangan cepat dari primordial menjandi bentuk seperti
kerucut yang runcing dengan sisi ada ksialpipih (rata). Ujung kerucut ini
merupakan sebagai meristem apikal. Pada tumbuhan tertentu, dari tahap awal
perkembangan ketika primordium masih berkurun 1 mm, peningkatan atau
perkembangan lebih lanjut akan terjadi karena pembelahan dan pemanjangan sel
yang berjarak dari ujung primordium. Pertumbuhan ini disebut dengan pertumbuhan
interkalar.
2.4.4 Asal usul Helai Daun
Selama
pemanjangan awal dan penebalan aksis daun mua, sel bagian tepi adakisal terus
membelah dengan cepat. Inisial pinggiran adalah sel lapisan paling luar pada
tepi helai daun muda. Pada Angiospermae, biasanya inisial ini akan membelah
hanya ke arah antiklin dan penambahan sel baru terjadi kea rah protoderm
abaksial dan adaksial.
Pada
daun majemuk menjari dan menyirip, helai daun lateral berkembang dari meristem
pinggiran adaksial dan aksis daun muda sebagai dua deretan papila. Pada
tumbuhan lain, perkembangan helai daun ada yang secara akropetal atau-pun
biseptal.
2.4.5 Histogenesis Jaringan Helai Daun
Pertumbuhan
pinggiran berlangsung terus menerus lebih panjang dari pertumbuhan apikal,
tetapi berhenti relative awal. Setelah pertumbuhan pinggiran berhenti,
pertumbuhan lebih lanjut dari helai dauan dilakukan oleh pembelahan sel helai
daun. Pembelahan secara antikilin membentuk lempeng meristem. Aktivitas lempeng
meristem menghasilkan peningkatan daerah permukaan, tetapi tidak terjadi
penebalan oragan. Pada helai daun, sel meristem berlapis sehingga relative
mudah untuk meacak asal-usul epidermis, jaringan palisade dan spons, serta
berkas pengangkut.
Pertumbuhan
daun ini dikendalikan oleh factor genetis, tetapi juga di pengaruhi oleh
kondisi lingkungan luar dan dalam. Faktor luar yang memengaruhi daun antara
lain seperti pasokanair,nutrisi,panjang hari, dan intensitas sinar.
2.5 Abisis (Pengguguran Daun)
Pemisahan
aktif daun dari cabang, tanpa meninggalkan luka, disebut absisi daun. Daun sering tanggal pada musim kemarau, atau saat
kekurangan air, tanpa meninggalkan luka. Absisi juga merupakan adaptasi yang
bermanfaat guna melepaskan daun tua, buah masak, dan batang yang tidak akan
menghasilkan buah, serta merupakan cara pemangkasan diri jika jumlah cabang
terlampau banyak.
Absis
daun biasanya disiapakan di dekat dasar tangkai daun atau pangkal daun. Daerah
pengguguran ini secra histologi dapat dibedakan dengan jaringan yang lain yaitu
bagian luarnya ditandai dengan adanya lekukan dangakal atau adanya perbedaan
warna epidermis.
System
pembuluh darah pengguguran ini biasanya terputus di tengah. Perkembangan
sklerenkim dan kolenkim kuarang baik atau bahkan tidak ada. Pada daerah
pengguguran terdapat dua lapisan pemisah, tempat terjadinya pelepasan organ dan
merupakan laipasan pelindung dari kekeringan dan masuknya parasit.
Di
daerah absisi tersebut terjadi perubahab sitology dan biokimiawai dalam sel di
daerah pemisah yang akhirnya memisahkan daun dari cabangnya. Pada kebanyakan
daun, bunga, dan buah dan beberapa batang, persiapan lapiasan absisi terjadi
sewaktu ontogeny. Namun, lapisan absisi bisa juga terjadi langsung setelah ada
kondisi yang merangsang absisi. Pada daerah absisi, jaringan tersklerifikasi
saling tereduksi dan jaringan pembuluh terkondensasi di tengah, bukan di tepi.
Pada beberapa spesies, daerah absisi seperti itu terdapat di tempat pertemuan
tangkai dan sendi daun.
Secara
histologi, pemisahan atau absisi terjadi melalui tehap histologi sebagai
berikut:
1)
Pecahan sel empulur
2)
Pembelahan sel dalam korteks
3)
Diferensiasi dan pembesaran sel
4)
Pemecahan sel pembuluh dan korteks
Tanggalnya
daun atau gugurnya daun tidak perlu selalu berasosiasi dengan peristiwa
pelarutan dinding sel atau lamella tengah. Di kebanyakan monokotil dan beberapa
dikotil basah, tekanan fisik mengakibatkan pemisahan daun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahawa :
Daun (leaf). Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar
tumbuhan, meskipun batang yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis.
Bentuk daun sangat bervariasi, namun umumnya terdiri dari suatu helai daun (blade) yang pipih dan tangkai daun yang
disebut petiola, yang menyambungkan
daun dengan buku batang. (Campbell,N.A.,J.B.Reece & L.G. Mitchell.2003:298).
Pada
daun terdapat lima jaringan, yaitu :
1) Epidermis. Daun dari tumbuhan yang
berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata,
penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus.
2) Mesofil. Terdiri atas jaringan parenkim yang terdiri di sebelah dalam
epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang
kloroplas.
3) Berkas pembuluh atau sistem jaringan pembuluh.Sistem jaringan pembuluh
tersebut di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukan adanya hubungan
antara ruang yang erat dengan mesofil.
4) Berkas Pengangkut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tulang daun yang
besar dikelilingi oleh parenkim yang sedang mengandung kloroplas. Sedangkan
tulang daun yang lebih kecil biasanya juga dikelilingi oleh lapisan sel
parenkim, yang disebut berkas pengangkut.
5) Jaringan Penyokong Daun. Epidermis daun memiliki struktur yang padat dan
diperlukan oleh kutikula sebagai pelindung. Dinding selnya seringkali tebal
atau banyak mengandung silica dan memberikan sokongan pada helai daun. Jaringan
penyoking lainnya adalah kolenkim.
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Reece, Mitchell. (2003). Biologi Campbell Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hidayat, Estiti B. (1995). Aanatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.
Mulyanu,
Sri. (2006). Anatomi Tumbuhan.
Yogyakarta : Kanisius (Anggota IKAPI).
Sugianto.
(2016). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta
: K-Media.
Tjitrosoepomo,
Gembong. (2013). Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. (1990). Botanu Umum 2. Bandung : Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar